​​​​​

"Dengan Senyum Kita Taklukan Dunia"

Yayasan Sindrom Cornelia Indonesia

adalah Foundation atau organisasi nirlaba dengan brand "CdLS Indonesia" yang didedikasikan untuk membantu anak-anak dan keluarga penyintas Cornelia de Lange Syndrome. CdLS adalah kelainan genetik langka yang ditandai dengan berbagai ciri fisik dan perkembangan yang khas pada penyintasnya.

Yuk Mengenal Lebih Dekat CdLS 

Sejarah

Penemuan Awal oleh Dr. Winfried Brachmann

  • Pengamatan Pertama: Pada tahun 1916, Dr. Winfried Brachmann, seorang dokter anak dari Jerman, pertama kali mengamati dan mendeskripsikan sekelompok anak dengan ciri-ciri fisik yang khas dan gangguan pertumbuhan. Anak-anak ini memiliki wajah yang unik, keterlambatan perkembangan, dan beberapa kelainan fisik lainnya.
  • Deskripsi Awal: Meskipun Dr. Brachmann telah mengamati ciri-ciri khas CdLS, pada saat itu ia belum memberikan nama khusus pada kondisi ini. Ia hanya mendeskripsikan temuannya sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala yang terjadi bersamaan.

Penelitian Lanjutan oleh Dr. Cornelia Catharina de Lange

  • Penelitian Mendalam: Sekitar 20 tahun kemudian, pada tahun 1936, Dr. Cornelia Catharina de Lange, seorang dokter anak dari Belanda, melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kondisi yang sama seperti yang pernah diamati oleh Dr. Brachmann.
  • Penamaan Sindrom: Berdasarkan hasil penelitiannya yang mendalam, Dr. Cornelia de Lange kemudian memberikan nama pada sindrom ini, yaitu "Cornelia de Lange Syndrome" untuk menghormati kontribusinya dalam mengidentifikasi dan mendeskripsikan kondisi tersebut.
  • Deskripsi Lengkap: Dr. de Lange memberikan deskripsi yang lebih lengkap mengenai ciri-ciri fisik, gangguan pertumbuhan, dan perkembangan anak-anak dengan CdLS. Ia juga menyoroti pentingnya diagnosis dini dan penanganan yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidup penyintasnya.

Perkembangan Pengetahuan tentang CdLS

  • Penelitian Berkelanjutan: Sejak penemuannya, banyak penelitian telah dilakukan untuk memahami lebih dalam mengenai penyebab, mekanisme, dan cara penanganan CdLS.
  • Identifikasi Genetik: Pada beberapa dekade terakhir, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi beberapa gen yang mutasinya dapat menyebabkan CdLS. Penemuan ini membuka jalan bagi pengembangan terapi gen dan pengobatan yang lebih spesifik di masa depan.
  • Peningkatan Kesadaran: Berkat upaya para peneliti, dokter, dan organisasi pasien, kesadaran masyarakat mengenai CdLS semakin meningkat. Hal ini memungkinkan diagnosis yang lebih dini dan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan bagi penyintas CdLS.


Penemuan Cornelia de Lange Syndrome merupakan hasil dari kerja keras dan dedikasi para ahli medis selama beberapa dekade. Berkat kontribusi mereka, kita sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai penyakit langka ini. Meskipun masih banyak yang perlu dipelajari, penemuan & penelitian yang berkelanjutan terhadap CdLS telah memberikan harapan baru bagi penyintas dan keluarga mereka.

Cornelia de Lange Syndrome

CdLS adalah suatu kondisi genetik langka yang mempengaruhi perkembangan berbagai bagian tubuh. Anak-anak yang lahir dengan CdLS memiliki ciri khas yang cukup unik.

Apa itu CdLS?

CdLS terjadi akibat mutasi pada gen yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sel. Mutasi ini dapat menyebabkan gangguan pada berbagai sistem organ tubuh, sehingga anak-anak dengan CdLS seringkali mengalami berbagai tantangan kesehatan.

Ciri Khas Anak dengan CdLS

Anak-anak dengan CdLS umumnya memiliki ciri-ciri fisik yang khas, meskipun tingkat keparahannya bisa berbeda-beda pada setiap individu. Beberapa ciri khas yang sering ditemukan antara lain:

  • Tampilan Wajah yang Khas:
    • Alis tebal yang menyatu di tengah
    • Hidung kecil dan berukuran sama
    • Bibir tipis
    • Dagu yang kecil
    • Jarak antara mata yang lebar
    • Bulu mata panjang dan lebat
  • Tumbuh Kembang:
    • Pertumbuhan yang lambat baik sebelum maupun setelah lahir
    • Berat badan lahir rendah
    • Perawakan pendek
    • Keterlambatan perkembangan motorik
  • Tulang dan Sendi:
    • Kelainan pada tangan dan kaki, seperti jari yang pendek dan lengkung
    • Kaki yang kecil dan berbentuk seperti sepatu kuda
  • Organ Dalam:
    • Kelainan jantung
    • Masalah pencernaan
    • Masalah pernapasan
  • Perkembangan Kognitif:
    • Keterlambatan perkembangan kognitif
    • Sulit belajar dan berkonsentrasi
    • Masalah bicara dan bahasa
  • Perilaku:
    • Hiperaktif
    • Impulsif
    • Sulit bersosialisasi

Tantangan yang Dihadapi

Anak-anak dengan CdLS seringkali menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

  • Masalah kesehatan: Mereka membutuhkan perawatan medis yang intensif untuk mengatasi berbagai komplikasi yang mungkin timbul.
  • Terapi: Terapi fisik, okupasi, dan wicara sangat penting untuk membantu anak-anak dengan CdLS mencapai potensi maksimal mereka.
  • Pendidikan: Anak-anak dengan CdLS mungkin membutuhkan pendidikan khusus atau dukungan tambahan di sekolah.
  • Sosial: Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya karena perbedaan yang mereka miliki.

Dukungan untuk Keluarga

Keluarga yang memiliki anak dengan CdLS membutuhkan dukungan yang kuat. Yayasan Sindrom Cornelia Indonesia dan organisasi kemanusiaan serupa lainnya menyediakan berbagai layanan dan dukungan untuk membantu keluarga dalam menghadapi tantangan ini.

Setiap anak dengan CdLS adalah unik dan tingkat keparahan gejala bisa berbeda-beda. Jika Anda mencurigai anak Anda memiliki CdLS, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

CdLS Indonesia

Adalah Rumah Bersama bagi anak-anak dan keluarga penyintas Cornelia de Lange Syndrome, sebuah penyakit genetik langka. Foundation atau yayasan ini berperan penting dalam:


  • Peningkatan Kesadaran: Kami aktif dalam menyebarluaskan informasi tentang CdLS kepada masyarakat luas, termasuk para tenaga medis, agar diagnosis dan penanganan terhadap penyakit ini dapat lebih cepat dan tepat.
  • Dukungan untuk Keluarga: Yayasan ini menjadi tempat bertukar informasi dan pengalaman bagi orang tua yang memiliki anak dengan CdLS. Mereka juga menyediakan berbagai sumber daya dan dukungan emosional untuk membantu keluarga dalam menghadapi tantangan sehari-hari.
  • Advokasi: Yayasan ini berperan sebagai suara bagi penyandang CdLS dan keluarga mereka. Mereka berjuang untuk mendapatkan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan rehabilitasi.
  • Penelitian: Yayasan ini mendukung penelitian lebih lanjut tentang CdLS agar dapat ditemukan pengobatan yang lebih efektif.


Mengapa Yayasan ini Penting?

CdLS adalah penyakit yang kompleks dan membutuhkan penanganan khusus. Yayasan Sindrom Cornelia Indonesia memberikan dukungan yang sangat berharga bagi anak-anak penyintas dan keluarga mereka. Dengan adanya yayasan ini, diharapkan Kualitas Hidup & Angka Harapan Hidup anak-anak dengan CdLS dapat meningkat dan mereka dapat tumbuh berkembang secara optimal.


Apa yang Bisa Dilakukan?


Anda dapat mendukung Yayasan Sindrom Cornelia Indonesia dengan berbagai cara, seperti:

  • Donasi: Donasi Anda akan sangat membantu dalam menjalankan berbagai program yang diadakan oleh yayasan.
  • Sukarelawan: Anda dapat menjadi sukarelawan untuk membantu berbagai kegiatan yang diadakan oleh yayasan.
  • Penyebarluasan Informasi: Anda dapat membantu menyebarkan informasi tentang CdLS dan yayasan ini kepada orang-orang di sekitar Anda.

Tantangan Kesehatan

  • Pertumbuhan Terhambat : Anak-anak dengan CdLS biasanya memiliki pertumbuhan yang lambat sehingga ukuran tubuhnya lebih kecil dari anak-anak sebaya mereka.


  • Gangguan Perkembangan : Adanya Spektrum Autism terjadi keterlambatan dalam perkembangan fisik dan kognitif, seperti kemampuan bicara, belajar, dan keterampilan sosial.


  • Keterbatasan Intelektual : Banyak anak dengan CdLS mengalami keterbatasan intelektual dalam berbagai tingkat keparahan.


  • Keterampilan Motorik Terbatas : Anak-anak CdLS mungkin memiliki keterampilan motorik terbatas, termasuk koordinasi yang buruk dan kesulitan dalam melakukan gerakan halus.


  • Ciri Khas Wajah  : Beberapa fitur wajah khas seperti jarak yang pendek antara hidung dan bibir atas, alis yang tebal dan berpotongan, mata yang kecil, dan telinga yang kecil.


  • Kelainan pada Organ Internal : CdLS juga dapat menyebabkan kelainan pada organ internal, seperti jantung, sistem pencernaan, dan sistem reproduksi.


  • Pneumonia : Penyakit bawaan yang mematikan bagi anak dengan CdLS, dibutuhkan Nebulizer untuk pencegahan pada saat ada gejala batuk dan flu.


  • Masalah Medis Lainnya : Seperti masalah makan dan tidur, gangguan sensorik, serta masalah dengan penglihatan dan pendengaran.




Pengelolan dan Penanganan Penyintas CdLS

  • Diperlukan waktu 8 tahun untuk menegakkan diagnosa dan setidaknya oleh 10 dokter ahli
  • Beberapa tahun terakhir ini diketemukan cara yang lebih praktis dan efisien dengan bantuan aplikasi kedokteran untuk mendiagnosa serta kami dibantu oleh beberapa donasi dari vendor tes genetika seperti :
  • Prodia : CMA (Chromosomal Microarray Analysis)
  • Asa Ren : WGS (Whole Genome Sequencing)
  • Batik Pelangi bekerja sama dengan GSI LAB melakukan Tes WES
  • Kemenkes bekerja sama dengan RS. Sarjito - FK UGM melakukan Tes WES
  • Memanfaatkan layanan BPJS dan PBI untuk pemeriksaan kesehatan dan terapi (dengan kebijakan yang berbeda di setiap rumah sakit)
  • Dukungan support system CdLS Indonesia melalui whatsapp grup didalamnya ada beberapa dokter dan terapis

Program 

    CdLS Indonesia melakukan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak dengan Sindrom Cornelia de Lange (CdLS) dan memberikan dukungan kepada keluarga mereka. Program-program ini untuk memenuhi
    berbagai kebutuhan, mulai dari edukasi, dukungan sosial, hingga advokasi.
    Berikut adalah program kami:
    • Edukasi:

      • Seminar dan Workshop: Mengadakan seminar dan workshop untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tenaga medis, dan pendidik tentang CdLS.
      • Materi Edukasi: Menyediakan materi edukasi dalam bentuk buku panduan, leaflet, video dan sosial media yang mudah dipahami oleh orang tua dan masyarakat umum.
      • Kunjungan ke Sekolah & Kampus: Melakukan kunjungan ke sekolah & Kampus untuk memberikan pemahaman kepada akademisi dan siswa tentang CdLS dan cara berinteraksi dengan anak-anak penyintas CdLS.
    • Dukungan Sosial:

      • Grup Pendukung: Membentuk grup pendukung (whatsapp grup) bagi orang tua yang memiliki anak dengan CdLS untuk saling berbagi pengalaman dan informasi.
      • Konseling: Menyediakan layanan konseling bagi orang tua dan anak-anak dengan CdLS untuk membantu mereka mengatasi berbagai tantangan emosi dan psikologis.
      • Kunjungan Rumah: Melakukan kunjungan rumah untuk memberikan dukungan langsung kepada keluarga yang membutuhkan.
    • Advokasi:

      • Lobbying: Melakukan advokasi kepada pemerintah dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan, pendidikan, dan rehabilitasi bagi anak-anak dengan CdLS.
      • Kolaborasi dengan Instansi Terkait: Bekerja sama dengan berbagai instansi seperti rumah sakit, sekolah, dan lembaga sosial untuk meningkatkan kualitas layanan bagi penyintas CdLS.
    • Penelitian:

      • Mendukung Penelitian: Memberikan dukungan finansial atau sumber daya lainnya untuk penelitian mengenai CdLS, sehingga dapat ditemukan pengobatan yang lebih efektif.
    • Kegiatan Penggalangan Dana:

      • Fundraising : Mengadakan berbagai kegiatan penggalangan dana seperti Xtreme Impact & penjualan produk untuk mendukung program-program CdLS Indonesia.

    Tujuan Umum Program-Program CdLS Indonesia:


    • Meningkatkan Kualitas Hidup & Angka Harapan Hidup yang Tinggi: Membantu anak-anak penyintas CdLS mencapai potensi maksimal mereka melalui berbagai terapi dan intervensi.
    • Memberikan Dukungan Keluarga: Memberikan dukungan emosional dan praktis kepada keluarga yang memiliki anak dengan CdLS.
    • Meningkatkan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang CdLS dan pentingnya memberikan dukungan bagi penyintas CdLS agar bisa menjadi masyarkat yang inklusi.
    • Advokasi: Memperjuangkan hak-hak inklusi anak-anak penyintas CdLS dan memastikan mereka mendapatkan akses yang sama terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan lainnya.



Pendidik & Dukungan

  • Fisio Terapi bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot, koordinasi, keseimbangan, dan keterampilan motorik kasar.


  • Terapi okupasi membantu anak-anak dengan CdLS untuk mengembangkan keterampilan sehari-hari yang diperlukan untuk mandiri, seperti makan, berpakaian, dan mandi.


  • Terapi Wicara untuk membantu anak-anak dengan CdLS mengembangkan kemampuan bicara, berkomunikasi, pemahaman bahasa dan melatih fungsi otot sekitar mulut agar bisa mengunyah.


  • Terapi Perilaku & Pengembang membantu anak CdLS dalam mengatasi tantangan perilaku, mengembangkan keterampilan sosial, dan memahami interaksi sosial yang tepat.


  • Tetapi Medis & Intervensi untuk mengatasi masalah kesehatan yang terkait dengan kondisi mereka, seperti masalah jantung, pencernaan, atau pendengaran.


  • Terapi Psikologi & Dukungan Mental dukungan psikologis tidak hanya penting bagi anak-anak dengan CdLS tetapi juga untuk keluarga mereka.


Kelompok Dukungan

Beberapa kelompok yang mendukung keberadaan kami :

  • Dokter, perawat, dan terapis
  • SLB, YPAC, Terapi Center, Komunitas Difabel dan Volunteer Kemanusiaan
  • Perusahaan swasta lokal
  • Perorangan dan komunitas UMKM
  • Xtreme Impact bekerjasama dengan benihbaik.com
  • Menerima manfaat nutrisi dari bukapangan.com
  • Gambaran Brand
  • Pemerintah Daerah dan Pusat melalui Kemensos dan Kemenkes


Melalui pendataan semua kebutuhan anak-anak penyintas CdLS bantuan yang masuk, CdLS Indonesia salurkan dalam bentuk Nutrisi dan Popok sekali pakai sebagai kebutuhan utama, dan kebutuhan mendesak untuk pengobatan.

•Pada tahun 2004, para peneliti di Rumah Sakit Anak Philadelphia dan Universitas Newcastle upon Tyne (Inggris), mengidentifikasi gen (NIPBL) pada kromosom 5 yang menyebabkan CdLS ketika gen tersebut bermutasi.
•Sejak itu, gen tambahan telah ditemukan (SMC1A, SMC3, HDAC8, RAD21, ANKRD11, BRD4) yang menyebabkan CdLS jika diubah. Keluarga akan menerima hasil tentang mutasi (varian) tertentu pada gen tertentu yang menyebabkan CdLS.
•Terdapat gen lain yang diketahui, jika terdapat varian, dapat menyebabkan kondisi yang menyerupai CdLS (misalnya  AFF4, TAF1, ASXL1), dan kemungkinan lebih banyak lagi.
•Para peneliti berharap untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang mengapa CdLS sangat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup orang-orang dengan sindrom tersebut.

MOU yang telah dilakukan untuk riset yaitu dengan :


  • Soegijapranata Catholic University meliputi : riset nutrisi, psikolgi anak dan orang tua, pemberdayaan ekonomi orantua penyintas


  • Asa Ren : riset dan tes genetika presisi untuk menegakan Diagnosa, mengetahui Obat & Nutrisi yang tepat juga untuk mengetahui penyakit yang bisa muncul dikemudian hari.


  • KND - Komisi Disabilitas Nasional : riset pemenuhan hak penyintas CdLS dan advokasi


  • Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : dalam penjajakan kolaborasi riset dengan Fakultas Vokasi untuk kebutuhan Elektromedis


Silahkan Hubungi Kami 

Untuk Kerjasama, Penelitian & Dukungan bisa melalui Whatsapp atau  ke Sekretariat : Jl. Sampangan Baru III/B12, Bendan Ngisor, Semarang,

Jawa Tengah 50233

Mau tanya apa saja soal Sindrom Cornelia de Lange?

Mulai dari Deteksi Dini, Kesehatan, sampai Tumbuh Kembang, kami siap membantu..!